Mendikbud Minta Guru Tidak Lagi Beri Pr Ke Siswa
4/ 5 stars - "Mendikbud Minta Guru Tidak Lagi Beri Pr Ke Siswa" Mendikbud Muhadjir Effendy meminta seluruh guru di Indonesia untuk tidak lagi memperlihatkan pekerjaan rumah (PR) pada siswa. Seluruh gu...

Mendikbud Minta Guru Tidak Lagi Beri Pr Ke Siswa



Mendikbud Minta Guru Tidak Lagi Beri PR ke Siswa Mendikbud Minta Guru Tidak Lagi Beri PR ke Siswa
Mendikbud Muhadjir Effendy meminta seluruh guru di Indonesia untuk tidak lagi memperlihatkan pekerjaan rumah (PR) pada siswa.
Seluruh guru di Indonesia untuk tidak lagi memperlihatkan pekerjaan rumah (PR) pada siswa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta para guru diminta merampungkan pelajarannya di sekolah tanpa membebani siswa lagi.

“PR itu sejatinya memang jangan dibebankan lagi ke siswa. Makara sekolah-sekolah mengembangkan cara-cara berguru yang tuntas,” kata Mendikbud Muhadjir yang kutip dari JPNN (23/07/18).

Mantan Rektor UMM Malang ini menyebutkan PR yang dianjurkan presiden, semisal di rumah siswa harus membantu orang tua, menjenguk temannya yang sakit. Makara PR jangan dikaitkan dengan mata pelajaran, sebaiknya dituntaskan di sekolah.

Menurutnya bila terpaksa memperlihatkan PR, guru diminta meraci menunya semoga sesuai dengan anak. Yang tujuannya untuk pengayaan maupun untuk penguatan atau pengulangan.

“Jadi PR itu ada tiga fungsi adalah pengayaan, penguatan, dan pengulangan. Terutama untuk hal-hal yang sifatnya mudah itu memang dibutuhkan, kalau di sekolah tidak cukup ya dilanjutkan di rumah," kata Mendikbud.

Baca: Pelajaran Selesai di Sekolah, Guru Dilarang Beri PR

Beberapa daerah, menyerupai Dinas Pendidikan Kota Depok dan Kota Blitar telah menerapkan kebijakan semua guru mulai dari TK, SD, SMP, untuk tidak memperlihatkan PR bagi siswa. Pemberlakuan hukum tersebut sesuai dengan Kurikulum 2013 (K13) dan lima hari sekolah.

Kebijakan ini dinilai membawa imbas positif, di mana siswa mempunyai waktu luang di rumah untuk berinteraksi dengan keluarga dan bermain bersama teman-temannya. siswa sanggup berguru soal pendidikan aksara di lingkungan keluarga dan masyarakat.