Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kabar penghentian pemberian profesi guru ialah gosip bohong atau hoaks. |
Jika ada gerakan hingga mengarah ke penghentian pemberian profesi guru,Jokowi sendiri berjanji akan bangkit di depan untuk membela kepentingan guru. Menurutnya, kabar-kabar hoaks ibarat itu, biasa dikeluarkan di momentum-momentum politik ibarat dikala ini.
"Saya akan bangkit paling depan untuk memperjuangkan kesejahteraan guru. Tunjangan guru akan akan tetap disalurkan untuk menyejahterakan para guru yang mengabdi untuk bangsa," kata Jokowi yang kutip dari Viva.
Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi bahagia dan mengapresiasi komitmen Presiden untuk menjawab kekhawatiran wacana pembatalan pemberian itu. Isu itu telah usang beredar melalui media umum dan PGRI juga telah usang meyakinkan anggotanya wacana kabar bohong itu.
Baca: Kemenkeu Hentikan Penyaluran Tunjangan Guru
Dasar pembayaran pemberian profesi tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 50/PMK.07/2017 wacana pengelolaan transfer ke tempat dan dana desa. Tunjangan diminta kepada guru yang berstatus PNS dan non-PNS yang telah lulus sertifikasi profesi.
Proses pencairan pemberian profesi melalui banyak sekali tahap pengusulan dan validasi. Mulai dari pengisian data guru oleh operator sekolah melalui aplikasi Data Pokok Kependidikan (Dapodik) sebagai wadah besar semua data pendidik.
Dapodik dimanfaatkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) sebagai pengelola Sistem Informasi Manajemen Tunjangan (SIMTUN) untuk menjaring data yang akan dipakai dalam penerbitan Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP).