Bagaimana cara menghadapi orang bau tanah yang keras? Mungkin pertanyaan ini ada dibenak kalian yang mengalami hal menyerupai ini. Ini yaitu cobaan, yang pertama harus kita garis bawahi yaitu umumnya orang bau tanah itu mereka selalu mencap status kita sebagai anak. Walaupun kita doktor, sudah professor, atau tua, tetap bagi mereka kita yaitu anak yang dahulu waktu kecil mereka gendong.
Jadi, orang bau tanah itu kadang kala tidak melihat status kita. Tidak melihat umur kita (30, 40 tahun), bagi orang bau tanah kita yaitu anak kecil yang kemaren berlari-lari di depan mereka. Makanya, alasannya itu kebanyakan orang bau tanah tidak mau mendapatkan nasehat dari anaknya. Karena bagi mereka kita ini yaitu anak. Anak yah anak, mau pintar, mau tidak. Biasanya berangkat dari situ faktornya.
Cara Menasehati Orang Tua
Jika orang bau tanah kita menyerupai ini, jangan nasehati. Maksudnya, bukan kita yang eksklusif menasehati orang tua, tetapi kita minta orang yang sepadan dengan dia untuk menasehatinya. Bisa teman-temannya, pastinya orang bau tanah kita mempunya teman. Kita boleh mendatangi teman-temannya. Bilang saja kita mau bicara, ceritakan masalahnya bahwa orang bau tanah kita begini dan begitu. Kita mau memberi masukan tetapi cenderung tidak didengar oleh orang tua.
Kita harus ingat, dalam berbicara dengan orang yang lebih tua, jangan sekali-kali menggunakan hardikan. Misalnya, kata-kata "ibu gak tahu nih!", "ayah salah nih!", niscaya kita akan ditolak, gak akan bisa, makanya jangan menggunakan hardikan.
Oleh alasannya itu, kata Rasulullah Saw "Semoga Allah Swt merahmati seseorang hamba yang mengajak bicara orang sesuai dengan kadar akalnya". Hal ini mengadung makna bahwa orang bau tanah harus kita posisikan sebagai orang tua, pejabat sebagai pejabat, sahabat sebagai teman. Tidak sanggup kita nasehatin semua orang dengan cara yang sama.
Jadi, cara paling jitu untuk menasehati orang bau tanah yang keras yaitu gunakan orang ketiga yang sepadan dengan beliau dan jangan menghardik.
Sumber http://ilmusiana.blogspot.com/