Ada banyak jenis materi galian komersial di permukaan bumi dan sanggup dimanfaatkan bagi kehidupan. Barang tambang ialah sumber daya alam, baik berupa bukan mineral, mineral logam, maupun mineral bukan logam yang berasal dari dalam bumi dan bersifat tidak sanggup diperbarui alasannya ialah pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Salah satu jenis materi galian komersial ialah batubara. Batu bara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar. Batu bara berasal dari pembusukan tumbuhan rawa dengan unsur pembentuk berupa karbon, hidrogen, dan oksigen. Proses dari pembentukannya terdiri atas dua tahap berikut.
a. Tahap biokimia (penggambutan)
Sisa tumbuhan rawa mengalami pembusukan (dekomposisi) oleh mikroba anaerob (bakteri yang sanggup hidup tanpa oksigen). Kemudian tertimbun oleh lapisan sedimen berupa batu, kerikil, pasir, liat, dan lumpur sehingga unsur hidrogen dan oksigennya menguap dan sisanya memadat (kompaksi) menjadi gambut. Gambut adalah pembusukan tumbuhan rawa yang memadat dan masih sanggup dikenali sebagai sisa tumbuhan.
Sisa tumbuhan rawa mengalami pembusukan (dekomposisi) oleh mikroba anaerob (bakteri yang sanggup hidup tanpa oksigen). Kemudian tertimbun oleh lapisan sedimen berupa batu, kerikil, pasir, liat, dan lumpur sehingga unsur hidrogen dan oksigennya menguap dan sisanya memadat (kompaksi) menjadi gambut. Gambut adalah pembusukan tumbuhan rawa yang memadat dan masih sanggup dikenali sebagai sisa tumbuhan.
b. Tahap geokimia (pembatubaraan)
Oleh alasannya ialah waktu yang lama, suhu yang tinggi dan tekanan sedimen yang besar, unsur hidrogen dan oksigennya terus berkurang dan unsur karbon gambut makin besar sehingga membentuk batu bara dalam berbagai tingkatan kualitas. Perubahan waktu, suhu, dan tekanan mengubah bentuk kerikil bara dengan urutan sebagai berikut.
Oleh alasannya ialah waktu yang lama, suhu yang tinggi dan tekanan sedimen yang besar, unsur hidrogen dan oksigennya terus berkurang dan unsur karbon gambut makin besar sehingga membentuk batu bara dalam berbagai tingkatan kualitas. Perubahan waktu, suhu, dan tekanan mengubah bentuk kerikil bara dengan urutan sebagai berikut.
Urutan pembentukkan kerikil bara |
Gambut (peat) →batu bara muda (lignit) →batu bara subbitumen →batu bara bitumen → antrasit.
Lokasi Keterdapatan Batu Bara
a. Teori In-situ
Menurut teori ini, batu bara terbentuk di tempat tumbuhan itu berada, yaitu rawa-rawa atau danau pada hutan basah. Tumbuhan yang mati pribadi tenggelam, kemudian mengalami pembusukan tidak tepat hingga menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik, kemudian menjadi kerikil bara. Ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1) Lapisan kerikil bara tebal.
2) Kualitasnya bagus.
3) Penyebarannya luas.
4) Daerah persebaran, di antaranya Ombilin (Sumatra Barat), Bukit Asam (Sumatra
Selatan), Kota Baru (Kalimantran Selatan), dan Sungai Berau (Kalimantan Timur)
Menurut teori ini, batu bara terbentuk di tempat tumbuhan itu berada, yaitu rawa-rawa atau danau pada hutan basah. Tumbuhan yang mati pribadi tenggelam, kemudian mengalami pembusukan tidak tepat hingga menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik, kemudian menjadi kerikil bara. Ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1) Lapisan kerikil bara tebal.
2) Kualitasnya bagus.
3) Penyebarannya luas.
4) Daerah persebaran, di antaranya Ombilin (Sumatra Barat), Bukit Asam (Sumatra
Selatan), Kota Baru (Kalimantran Selatan), dan Sungai Berau (Kalimantan Timur)
Genesa keterdapatan kerikil bara |
b. Teori drift
Menurut teori ini, kerikil bara terbentuk di daerah yang bukan merupakan asal tumbuhan. Tumbuhan yang mati mengalami pembusukan hingga menjadi gambut (peat) kemudian mengalami transportasi (pengangkutan) oleh air dan terakumulasi (menumpuk) di suatu tempat, lalu tertimbun oleh lapisan sedimen hingga mengalami pembatubaraan (coalification). Ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1) Lapisan kerikil bara tipis.
2) Kualitas kurang anggun alasannya ialah mengandung pasir dan debu pengotor.
3) Penyebarannya sempit tetapi terdapat di banyak tempat.
4) Daerah persebaran di delta-delta sungai Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, dan Papua Barat.
Menurut teori ini, kerikil bara terbentuk di daerah yang bukan merupakan asal tumbuhan. Tumbuhan yang mati mengalami pembusukan hingga menjadi gambut (peat) kemudian mengalami transportasi (pengangkutan) oleh air dan terakumulasi (menumpuk) di suatu tempat, lalu tertimbun oleh lapisan sedimen hingga mengalami pembatubaraan (coalification). Ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1) Lapisan kerikil bara tipis.
2) Kualitas kurang anggun alasannya ialah mengandung pasir dan debu pengotor.
3) Penyebarannya sempit tetapi terdapat di banyak tempat.
4) Daerah persebaran di delta-delta sungai Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, dan Papua Barat.
Pembentukkan kerikil bara |
Pemanfaatan Batu Bara
Berikut ialah manfaat dari kerikil bara.
a. Untuk materi bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari materi kerikil bara lignit (batu bara cokelat), kerikil bara subbitumen, dan kerikil bara bitumen.
b. Untuk industri baja diperoleh dari residu batu bara bitumen yang dibuat kokas (bahan bakar).
c. Untuk pemanas ruangan dari batu bara antrasit yang mengandung karbon hingga 98%.
d. Untuk materi bakar lokomotif uap dan pemanas air dari arang kerikil bara (steam coal).
e. Untuk gabungan pembuatan cat, kain, kertas, sabun, dan sampo dari tar (tir) kerikil bara.
f. Untuk materi bakar industri semen, aluminium, dan sanggup pula dibentuk untuk materi bakar cair menyerupai di Afrika.
g. Untuk produk bahan metanol serta garam amonia yang dijadikan pupuk amonia
dan materi kimia.
a. Untuk materi bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari materi kerikil bara lignit (batu bara cokelat), kerikil bara subbitumen, dan kerikil bara bitumen.
b. Untuk industri baja diperoleh dari residu batu bara bitumen yang dibuat kokas (bahan bakar).
c. Untuk pemanas ruangan dari batu bara antrasit yang mengandung karbon hingga 98%.
d. Untuk materi bakar lokomotif uap dan pemanas air dari arang kerikil bara (steam coal).
e. Untuk gabungan pembuatan cat, kain, kertas, sabun, dan sampo dari tar (tir) kerikil bara.
f. Untuk materi bakar industri semen, aluminium, dan sanggup pula dibentuk untuk materi bakar cair menyerupai di Afrika.
g. Untuk produk bahan metanol serta garam amonia yang dijadikan pupuk amonia
dan materi kimia.