Cerita Motivasi : Pesan Ibu
4/ 5 stars - "Cerita Motivasi : Pesan Ibu" Cerita Motivasi : Pesan Ibu - Suatu hari, tampak seorang cowok tergesa-gesa memasuki sebuah restoran alasannya yakni kelaparan semenjak p...

Cerita Motivasi : Pesan Ibu



Cerita Motivasi : Pesan Ibu - Suatu hari, tampak seorang cowok tergesa-gesa memasuki sebuah restoran alasannya yakni kelaparan semenjak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja camilan cantik menghampirinya, "Om, beli camilan cantik Om, masih hangat dan lezat rasanya!"

"Tidak Dik, aku mau makan nasi saja," kata si cowok menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si cowok telah simpulan menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si cowok sambil beranjak ke kasir hendak membayar kuliner berkata, "Tidak Dik, aku sudah kenyang."

Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibentuk buah tangan pulang, Om."





Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan bahagia hati diterimanya uang itu. Lalu, ia bergegas ke luar restoran, dan menawarkan uang proteksi tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

Si cowok memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia eksklusif menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kau berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa sehabis uang ada di tanganmu, malah kau berikan ke si pengemis itu?"

"Om, aku mohon maaf. Jangan murka ya. Ibu aku mengajarkan kepada aku untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibentuk oleh ibu aku sendiri dan ibu niscaya kecewa, marah, dan sedih, kalau aku mendapatkan uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya aku berikan kepada pengemis itu."

Si cowok merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak camilan cantik yang kau bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si cowok berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam aku kepada ibumu."

Walaupun tidak mengerti ihwal pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan besar hati diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu aku niscaya akan besar hati sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

===================================================

Ini sebuah ilustrasi ihwal perilaku usaha hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap insan mau melatih dan berbagi kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan huruf itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang bisa kita ukir dengan gemilang.