Pengertian, Fungsi, Dan Manfaat Media Pembelajaran
4/ 5 stars - "Pengertian, Fungsi, Dan Manfaat Media Pembelajaran" Sahabat blog goeroe yang berbahagia, kali ini akan membuatkan sedikit perihal Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran. Mari sima...

Pengertian, Fungsi, Dan Manfaat Media Pembelajaran



Sahabat blog goeroe yang berbahagia, kali ini akan membuatkan sedikit perihal Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran. Mari simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian, fungsi, dan manfaat media pembelajaran sanggup diuraikan sebagai berikut.
a. Pengertian Media Pembelajaran

Gagne (1970) mengartikan media sebagai banyak sekali jenis komponen dalam lingkungan siswa yang sanggup merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) menyampaikan media sebagai alat untuk menunjukkan perangsang bagi siswa supaya proses berguru terjadi. Sadiman (1986) merumuskan media ialah segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyaluarkan pesan dan sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga sanggup mendorong terjadinya proses berguru pada diri siswa. Sementara Miarso (1989) menyampaikan media ialah segala sesuatu yang sanggup dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik untuk belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar” atau “perantara” istilah tersebut menunjuk kepada sesuatu yang membawa infomasi antara sumber (pengirim pesan) dan akseptor pesan (Heinich, 2002).
Dalam definisi-definisi tersebut di atas terdapat kesamaan arti media, yaitu segala sesuatu atau benda atau alat yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan atau menjadi mediator dan sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga sanggup mendorong terjadinya proses berguru pada diri siswa.
Sementara itu, kata pembelajaran dibelakang media lebih membatasi lagi pengertiannya. Pembelajaran ialah proses interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber berguru pada suatu lingkungan berguru (Mendikbud, 2014). Oleh alasannya ialah itu, media pembelajaran ialah media yang dipilih, dikembangkan, dan atau dipakai sehingga terjadi interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar.
Edgar Dale (1970) mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman berguru dari yang paling faktual ke yang paling abstrak. Klasifikasi itu dikenal dengan nama kerucut pengalaman Dale.

 kali ini akan membuatkan sedikit perihal Pengertian Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran

Dari gambar tersebut sanggup kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat eksklusif hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak. Semakin ke atas puncak kerucut semakin abnormal media penyampai pesan itu. Proses berguru dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Untuk itu, media harus dipilih dan dikembangkan secara sistematis dan dipakai secara integral dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan fungsinya, media pengajaran sanggup berbentuk alat peraga dan sarana atau alat bantu.
1) Alat Peraga

Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994). Fungsi utamanya ialah untuk menurunkan keabstrakan konsep biar siswa bisa menangkap arti konsep tersebut. Menurut Iswadji (2003): alat peraga matematika ialah sebuah atau seperangkat benda faktual yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun secara sengaja, yang dipakai untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Menurut Post dan Reys (1977: 75) “alat peraga ialah alat yang dipakai untuk memperagakan suatu konsep atau prinsip dalam matematika. Salah satu ciri penting alat peraga ialah sanggup dilihat, disentuh dan diraba”.
Dari ketiga pengertian tersebut di atas, maka jelaslah bahwa dengan alat peraga hal-hal yang abnormal sanggup disajikan dalam bentuk model-model, sehingga siswa sanggup memanipulasi objek tersebut dengan cara melihat, memegang, meraba, memutarbalikkan, dan sebagainya. Dengan adanya alat peraga, dibutuhkan siswa lebih gampang dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
Sebagai contoh, benda-benda faktual di sekitar siswa menyerupai batu-batu, pensil, buku, dan sebagainya. Dengan benda-benda tersebut siswa sanggup membilang banyaknya anggota dari kumpulan suatu benda hingga menemukan bilangan yang sesuai pada simpulan membilang. Contoh lainnya, dengan memakai lidi yang dipotong-potong ataupun sedotan siswa sanggup mempelajari konsep operasi hitung bilangan orisinil dan mengenal operasi hitung bilangan.
Menurut Estiningsih (1994), dari segi pengadaannya alat peraga sanggup dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar, memakai bahan-bahan yang sederhana, tidak memakai alat-alat berat dan sanggup dibentuk sendiri. Sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat keras dan lunak yang pembuatannya mempunyai ketelitian ukuran serta memerlukan biaya yang tinggi.

2) Sarana atau Alat Bantu
Sarana atau alat bantu merupakan media pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk melaksanakan aktivitas berguru Estiningsih (1994). Dengan memakai sarana atau alat bantu tersebut dibutuhkan sanggup memperlancar pembelajaran. Seperti halnya alat peraga, sarana juga sanggup berupa perangkat keras dan lunak. Contoh sarana yang berupa perangkat keras: papan tulis, penggaris, jangka, kartu permainan, dan sebagainya. Sedangkan teladan sarana yang berupa perangkat lunak antara lain: lembar kerja (LK), lembar kiprah (LT), hukum permainan dan lain sebagainya.
Kadang-kadang suatu media sanggup berfungsi ganda, pada dikala tertentu berfungsi sebagai alat peraga dan pada dikala yang lain sanggup berfungsi sebagai sarana. Contoh kartu bilangan berukuran (10 × 10) cm2. Kartu bilangan tersebut sanggup berfungsi sebagai alat peraga ketika dipakai untuk mengenalkan lambang bilangan, namun pada dikala dipakai dalam perlombaan untuk menutup atau memasangkan dengan kartu bilangan lain yang senilai, maka kartu tersebut berfungsi sebagai sarana belajar. Contoh lainnya papan tulis pada dikala tertentu sanggup dipakai sebagai alat peraga model bangun datar persegi panjang dan pada dikala yang lain sanggup berfungsi sebagai sarana, yaitu sebagai sarana untuk menuliskan klarifikasi guru.
Satu hal yang perlu menerima perhatian ialah kapan alat peraga dipakai dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam menentukan dan memakai alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.

b. Fungsi Media
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, sebagai berikut.

1) Fungsi atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector sanggup menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

2) Fungsi afektif
Media visual sanggup terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika berguru (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual sanggup menggugah emosi dan perilaku siswa, contohnya informasi yang menyangkut problem social atau ras.

3) Fungsi kognitif,
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang menunjukkan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat mendapatkan dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

c. Manfaat Media Pembelajaran
Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, tidak hanya menciptakan sajian jadi lebih kongkret tetapi juga kegunaan yang lain menyerupai berikut (dalam Sadiman,1994).
  1. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.
  2. Melampaui batasan ruang kelas, seperti: obyek terlalu besar, makhluk hidup dan gerakan-gerakan terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang, gerakan-gerakan yang terlalu lambat atau cepat dll.
  3. Memungkinkan adanya interaksi eksklusif antara siswa dan lingkungannya.
  4. Menghasilkan keseragaman pengamatan atau menunjukkan pengalaman dan perspektif yang benar.
  5. Menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realitas, menyerupai penggunaan: gambar, film, obyek, grafik dan lain-lain.
  6. Membangkitkan impian dan minat baru.
  7. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar, seperti: pemasangan gambar di papan tempel, pemutaran film, mendengarkan rekaman atau radio, dan lain-lain.
  8. Memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang kongkrit hingga yang abstrak.
Semoga artikel pengertian, fungsi dan manfaat media pembelajaran ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin
Sumber https://bloggoeroe.blogspot.com/