Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)
4/ 5 stars - "Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)" Kisah kali ini akan menceritakan perihal Luqmanul Hakim , salah seorang hamba Allah Swt yang diceritakan dalam alqur'an mempunyai kesha...

Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)



Kisah kali ini akan menceritakan perihal Luqmanul Hakim, salah seorang hamba Allah Swt yang diceritakan dalam alqur'an mempunyai keshalehan luar biasa. Terdapat dua pendapat yang menyatakan kedudukan Luqman; pertama, dia seorang Nabi. Kedua, dia seorang hamba Allah yang Shaleh. Namun para ulama salaf lebih banyak menentukan yang kedua. Nasehat-nasehat luar biasa kepada anaknya banyak dikisahkan dalam alqur'an dan sangat elok dijadikan panduan bagi kita semua dalam menjalani hidup. Baiklah, berikut ini kisah selengkapnya.

Kisah Luqmanul Hakim

Luqmanul Hakim yaitu seorang hamba Allah yang shaleh, putera dari Anqaa bin Sadoun, ia berasal dari Habsyah, berkulit hitam, berbibir tebal, pekerjaannya menjadi tukang kayu. Namun Allah kemudian mentakdirkan dirinya menjadi seorang hakim bagi bani Israil di zaman raja Daud as, sebab keteguhannya memegang amanah dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada gunanya. Allah mengabadikan keberadaannya dalam Al-Qur'an dengan surat Luqman. Luqman merupakan sosok seorang ayah yang sangat perhatian pada pendidikan anaknya semoga memperoleh keberhasilan di dunia dan akherat, selamat dari siksa Allah.

 Kisah kali ini akan menceritakan perihal  Kisah Nasehat Luqmanul Hakim (Lengkap)

Nasehat Luqmanul Hakim

Suatu ketika Luqmanul Hakim sedang berjalan ke pasar bersama anaknya, ia mengendarai keledai bersama anaknya. Pertama-tama, ia menunggangi kuda dan anaknya yang menuntun. Orang yang melihatnya mencela dirinya: "Orang renta kejam, dia enak-enakan di atas kuda, anaknya disuruh nuntun". Kemudian disuruhnya anaknya ikut naik ke atas keledai. Orang yang melihatnya kembali mencelanya: "Kok tidak kasihan pada hewan itu, dua orang kok naik satu keledai". Lalu turunlah Luqman dan anaknya tetap di atas keledai. Orang yang melihatnya kembali mencelanya: "Dasar anak kurang ajar, bapak kok dijadikan buruh suruh nuntun". Lalu Luqman mengajak anaknya turun dan menuntun keledainya. Orang pun kembali mencela: "Bodoh sekali, keledai kok cuma dituntun tidak dinaiki" 

Sejak dari awal hingga orang terakhir yang melihatnya semua mencela perbuatannya. Luqman kemudian mengajarkan pada anaknya, apapun perbuatan baik yang engkau lakukan akan mendapat ujian. Dan sebaik apapun perbuatanmu akan dicemooh orang.

Putra Luqmanul Hakim berkata kepadanya: "Apakah yang baik dari seorang manusia?" Jawab Luqmanul Hakim: "Agama" Bertanya lagi si Anak: "Kalau ada dua macam?" dia menjawab "Agama dan harta", "Kalau tiga?" tanya si anak, "Agama, harta, dan malu" Jawab Luqmanul Hakim. Anak ini tidak berhenti bertanya. "Kalau empat?", Luqman menjawab "Agama, harta, malu, dan kebijaksanaan pekerti yang baik", ia bertanya lagi "kalau lima?" dia menjawab "Agama, harta, malu, kebijaksanaan pekerti yang baik dan pemurah". "kalau enam?" tanyanya mendesak, kemudian Luqmanul Hakim menjawab dengan sabar "Wahai anak kesayanganku, kalau lima hal itu berkumpul pada seseorang maka ia yaitu orang suci, terpelihara, dilindungi Allah dan bebas dari Syetan.

Nasehat Luqmanul Hakim perihal Orang Suci

Luqman mendapat nasihat yang luar biasa dari Allah sehingga mengetahui final dari setiap masalah semua kebaikannya, final dari penyesalan semua keburukannya. Oleh sebab itu, Allah mengisyaratkan kepadanya untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan Allah kepadanya, sebab tolong-menolong dengan bersyukur berarti ia mensyukuri dirinya sendiri;
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dam barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha terpuji" (QS Luqman 31: 12)
Dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya, Luqman memberi pelajaran kepada anaknya, Tsaran, sebagaimana telah diceritakan dalam al-Qur'an, ia berkata kepadanya: "Hai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah yaitu benar-benar kedzaliman yang besar".

Ia mengingatkan kepada insan untuk berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun. Dengan bijaksana, ia mengingatkan bahwa barangsiapa yang bersyukur kepada Allah hendaklah ia bersyukur pula kepada dua orang ibu bapaknya. Sedangkan kalau keduanya memaksa untuk mempersekutukan Allah dengan yang lain, dengan sesuatu yang tidak mengetahuinya, maka hendaknya jangan mengikuti keduanya dan tetap mempergauli keduanya di dunia dengan baik, itulah jalan orang yang kembali kepada Allah. Bukankah hanya kepada Allah jua kawasan kembali.

Kemudian, ia memperingatkan kepada anaknya perihal perbuatan baik kepada Allah, menaati seluruh aturannya dan menjauhkan segala yang dilarangnya, Luqman berkata: "Hai anakku, sesungguhnya kalau ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam kerikil atau di langit atau di dalam bumi, pasti Allah akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus, pengetahuannya mencakup segala sesuatu, dan Allah Maha Mengetahui". 

"Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah insan mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah".

Dalam kehidupan bermasyarakat, ia tidak lupa menasehati anaknya semoga berlaku baik, rendah hati, tidak sombong, dan sederhana. Luqman berkata: "Dan janganlah kau memalingkan mukamu dari insan sebab sombong dan janganlah kau berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kau dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk bunyi yaitu bunyi keledai".

Sungguh indah nasehat Luqman pada anaknya, menuntun kita pada suri tauladan orang renta yang sangat perhatian terhadap perkembangan anaknya. Dan sudah seharusnya orang renta berbuat demikian, sebab di akherat Allah akan meminta pertanggung tanggapan orang renta atas belum dewasa mereka.

Demikianlah uraian kisah perihal Luqmanul Hakim, semoga bermanfaat.

Sumber http://ilmusiana.blogspot.com/