Nadiem Makarim: Katanya Jikalau Aku Jadi Menteri Semua Diganti Aplkasi, Benarkah?
4/ 5 stars - "Nadiem Makarim: Katanya Jikalau Aku Jadi Menteri Semua Diganti Aplkasi, Benarkah?" H asil Rapat Kerja Perdana dewan perwakilan rakyat dengan Kemendikbud, Ruang Rapat Komisi X dewan perwakilan rakyat RI pada hari Rabu, 6 Nov...

Nadiem Makarim: Katanya Jikalau Aku Jadi Menteri Semua Diganti Aplkasi, Benarkah?



Hasil Rapat Kerja Perdana dewan perwakilan rakyat dengan Kemendikbud, Ruang Rapat Komisi X dewan perwakilan rakyat RI pada hari Rabu, 6 November 2019 beredar di WhatsApp Group, berikut isian yang disampaikan Nadiem Makarim selaku Mendikbud yang baru:


Manusia masa depan harus bisa mendapatkan perubahan, karakternya yaitu sebagai berikut : 
• Adaptabilitas
• Flexibilitas
• Kreativitas
• Kemampuan Berkomunikasi
• Karakter
• Integritas
• Compassion

Kemampuan dan kemauan untuk berguru seumur hidup yaitu kompetensi yang terpenting. Karakter, moralitas, akhlak. Kita harus memikirkan bagaimana kita bisa membuka potensi perjaka di Indonesia.

Sehari-hari saya melaksanakan inovasi, mungkin itu sebabnya Presiden menentukan saya sebagai Mendikbud. Perlu adanya lompatan dalam bidang pendidikan kita, tidak bisa dengan kecepatan menyerupai sekarang.

Saya semenjak dahulu suka mencari hal-hal rumit dan sulit. Menjadi guru yaitu kiprah tersulit di negara kita. Dari semua isu, SDM yaitu yang kompleksitasnya paling tinggi. Oleh lantaran itu saya tertarik untuk bergabung, dan itu memang merupakan passion saya.

Tidak ada visi-misi menteri, yang ada visi misi Presiden. Saya mencoba menterjemahkan kode pendidikan Indonesia sebagai berikut : 

1. Pendidikan Karakter 
  • Kita harus mengerti akar masalahnya. Saat ini kita memasuki periode Information overload. Kalau perjaka kita tidak punya aksara kuat, dan kemampuan menganalisa, ia akan tergerus hoax dan penjajahan pemikiran. Pemuda harus independen, kritis, dan mempertanyakan informasi yang Ia dapat 
  • Hampir semua perusahaan komplain ketidakprofesionalan pemuda. Kita harus mendidik karakter-karakter yang berkhasiat di dunia profesional menyerupai sempurna waktu, menghargai atasan, kerjasama, dan lain-lain 
  • Intoleransi terjadi dimana-mana. Di negeri yang begitu bermacam-macam menyerupai Indonesia, perasaan kesamaan identitas harus dibangun 
  • Saya sebagai millenial, merasa konsep pembangunan aksara harus diterjemahkan ke dalam konten yang bisa dimengerti millennial. Tidak bisa hanya baca buku atau mendengarkan seseorang bicara. Itu harus tercermin dalam kegiatan.  
  • Orangtua dan masyarakat dilarang diabaikan. Pendidikan Karakter harus terjadi juga diluar sekolah lantaran murid hanya menghabiskan beberapa jam di sekolah, sisanya di luar 

2. Deregulasi dan Debirokratisasi 
  • Beban administratif pengajar sangat besar. 30-40% waktu dosen dan guru habis untuk itu. Dampaknya tidak efektif ke pembelajaran murid, harus disederhanakan 
  • Saya mengerti bahwa kita ingin meningkatkan mutu maka mengeluarkan peraturan. Namun yang harus dievaluasi yaitu apakah di lapangan peraturan tersebut efektif mencapai tujuan awal? 
  • Yang penting dalam kurikulum bukan konten, tapi bagaimana konten tersebut diajarkan di dalam kelas. Apakah siswa sanggup berpartisipasi dalam proses berguru mengajar? 
  • Kita harus menyederhanakan organisasi dimana kita berkoordinasi dengan unit-unit pendidikan. Selama ini guru dan dosen mengeluh banyak instansi yang harus mereka hubungi untuk akreditasi, sertfikasi, dan lain-lain 

3. Meningkatkan Investasi dan Inovasi 
  • Kondisi link and match di Indonesia mohon maaf berdasarkan saya sudah cukup parah. Banyak kompetensi yang sesungguhnya tidak relevan diajarkan, yang penting justru diabaikan. Kita harus membuat lingkungan dimana soft skill dilatih, bukan hanya konten tapi cara itu diajarkan 
  • Rapot dari industri masih buruk, mereka yaitu user yang menilai. Revitalisasi pendidikan kejuruan harus segera dilakukan 
  • Peran kami sebagai kementerian yaitu untuk mengempower industri untuk berpartisipasi dalam pendidikan yang pada jadinya dampaknya untuk mereka juga, terutama Sekolah Menengah kejuruan dan Politeknik 
  • Kita ingin menggenjot investasi di sektor pendidikan, tapi kini regulasi kurang memadai untuk membuat itu diminati investor. Kita harus membuat regulasi yang membuat investor tertarik berinvestasi di pendidikan 

4. Penciptaan Lapangan Kerja 
  • Bagaimana kita membuat SDM yang bukan hanya terserap lapangan kerja, tapi juga menjadi pencipta lapangan kerja. Pendidikan entrepreneurship yaitu jawabannya. 
  • Kreativitas, seni, ekspresi, yaitu jiwanya entrepreneurship. Selama ini skill-skill kreatif menyerupai musik dan seni seringkali diabaikan 

5. Pemberdayaan Teknologi 
  • Katanya bila saya jadi menteri semua diganti aplkasi, itu persepsi yang salah. Pendidikan yaitu apa yang terjadi di ruang kelas dan di rumah. Teknologi mustahil menggantikan koneksi itu. Harus ada koneksi batin semoga trust tercipta dan proses berguru mengajar akan efektif 
  • Teknologi untuk apa?
    - Efisiensi budget dan waktu
    - Transparansi, berbasis data. Kalau data tidak tepat, real time, terstruktur, keputusan tidak akan baik
    - Teknologi menawarkan fleksibilitas. Personalisasi, segmentasi. Tiap sekolah mempunyai kebutuhan yang berbeda. 
    - Transparansi keuangan dan penggunaan anggaran. 20% anggaran tidak hanya sent tapi juga delivered.  

Semoga pendidikan Indonesia akan semakin baik di tangan Mendikbud yang baru, Mas Menteri Nadiem Makarim.

Sumber:
Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP
Anggota dewan perwakilan rakyat RI Dapil Kalimantan Timur
Wakil Ketua Komisi X dewan perwakilan rakyat RI
FB: Hetifah Sjaifudian
IG: Hetifah
Sumber https://mrmung.blogspot.com/