Dua Dosa Yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal
4/ 5 stars - "Dua Dosa Yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal" Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada segelintir insan yang dengan mudahnya melaksanakan perbuatan dosa. Saking seringnya dilakukan, s...

Dua Dosa Yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal



Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada segelintir insan yang dengan mudahnya melaksanakan perbuatan dosa. Saking seringnya dilakukan, sikap tersebut kadang kala telah dianggap biasa saja. Bahkan, pelakunya menjadi buta hatinya sampai tidak merasa bahwa yang dilakukannya itu yaitu sebuah dosa. Sehingga, mereka tidak sadar telah bermetamorfosis spesialis maksiat. Orang-orang tersebut secara kasatmata meremehkan dosa, padahal perbuatan dosa bukanlah kasus sepele.

Dalam kitab suciNya, Allah SWT berulangkali memperingatkan kepada insan perihal ancaman dosa. Hamba-hamba yang ingkar dan berdosa kepadaNya, neraka menjadi jawaban baginya. Bahkan, ada dua perbuatan yang bila dilakukan maka dosanya tetap akan mengalir meskipun pelakunya telah meninggal dunia. Sipelaku akan terus bertanggung jawab terhadap kemaksiatan yang telah diperbuatnya.

Dosa maksiat ini akan terus mengalir selama sikap maksiat tersebut masih memperlihatkan dampak dan dampak kepada orang lain. Inilah yang dinamakan dengan dosa jariyah. Jika biasanya kita mengenal amal jariyah, yaitu amal yang pahalanya terus mengalir meskipun seseorang meninggal dunia, maka dosa jariyah juga sengaja disiapkan Allah SWT bagi hambanya yang gemar melaksanakan perbuatan maksiat dan akhir perbuatannya itu orang lain juga turut serta melakukannya.

Padahal, bila kita renungi lebih dalam, insan sangat membutuhkan sumbangan di alam barzah nanti. Pertolongan tersebut hanya akan terjadi bila insan selama hidupnya gemar melaksanakan perbuatan yang mendatangkan pahala. Pahala inilah yang akan menjadi penolong baginya. Namun, bila yang terjadi yaitu sebaliknya, maka siksaan pedih yang harus ditanggungnya. Apalagi, bila dosa tersebut terus mengalir meskipun ia telah meninggal dunia. Tentu saja sangat berat, apalagi Allah SWT berulangkali berfirman perihal siksaanNya yang kekal abadi.

Mungkin mereka lupa bahwa Allah SWT Maha Mengetahui segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Dalam Al-Qur'an Surah Yasin, Allah SWT berfirman: 
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan, dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab Induk yang kasatmata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yasin: 12)
Lantas, apa itu dua perbuatan yang dosanya terus mengalir meski telah meninggal dunia? Berikut ini uraiannya:

 terkadang ada segelintir insan yang dengan mudahnya melaksanakan perbuatan dosa Dua Dosa yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal

1. Orang yang Menjadi Pelopor Maksiat

Dalam pengertian sederhana, aktivis yaitu orang yang pertama melaksanakan suatu perbuatan yang menyebabkan orang lain mengikutinya. Orang lain akan bersedia ikut, baik itu dengan paksaan maupun dengan kemauan sendiri. Memiliki pengikut untuk tujuan yang baik tentu akan sangat bagus. Tetapi, bila dalam hal kemaksiatan, tentu saja hal ini yaitu salah satu ancaman besar.

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu: 
"Siapa yang mempelopori suatu kebiasaan jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melaksanakan keburukan itu lantaran ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka." (HR. Muslim)
Peringatan Rasulullah SAW tersebut tentu saja benar adanya. Menjadi aktivis maksiat tentu saja sangat berbahaya. Seseorang yang menjadi aktivis mungkin saja tidak mengajak orang disekitarnya untuk melaksanakan perbuatan serupa. Atau, sanggup juga dirinya tidak pernah memperlihatkan motivasi kepada orang lain untuk mengikuti perbuatannya. Namun, orang lain melihat perbuatan tersebut dan menerima ide untuk melaksanakan perbuatan serupa.

Inilah sebabnya mengapa sehingga Qabil, anak Nabi Adam yang pertamakali mempraktekkan perbuatan pembunuhan insan harus bertanggungjawab terhadap semua masalah pembunuhan di dunia ini. Hal ini menurut keterangan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang berbunyi: 
"Tidak ada satu jiwa yang terbunuh seca dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa lantaran pertumpahan darah itu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis di atas, tidak sanggup kita bayangkan besarnya dosa yang harus ditanggung Qabil. Penyebabnya terang yaitu ia yang menjadi aktivis pembunuhan. Tidak sanggup kita bayangkan pula, besarnya dosa yang harus ditanggung oleh bandar narkoba, penyebar video asusila, pembuat rok mini, dan lain-lain. Mereka akan terus berdosa meskipun telah meninggal dunia.

2. Mengajak Orang Lain Berbuat Sesat dan Maksiat

Jika yang pertama di atas hanya menginspirasi orang lain, maka jenis perbuatan yang kedua ini yaitu secara terang-terangan mengajak orang lain untuk berbuatan kesesatan dan kemaksiatan. Tentu saja, tindakan mereka lebih kasatmata lantaran disertai dengan ajakan. Seperti seorang juru dakwah, mereka melaksanakan iman dan propaganda biar orang lain ikut terpengaruh dengan perbuatan maksiat yang mereka anjurkan.

Dalam Al-Qur'an Surah An-Nahl, Allah SWT memperingatkan perihal keadaan orang-orang kafir yang kelak mendapatkan dosa lantaran kekufurannya. Tidak berhenti disitu, orang kafir tersebut juga akan mendapatkan dosa dari orang-orang yang berhasil mereka sesatkan.
"Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)." (QS. An-Nahl:25)
Senada dengan makna ayat di atas, Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: 
"Siapa yang mengajak kepada kesesatan, ia mendapatkan dosa, menyerupai dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun." (HR. Ahmad & Muslim)
Firman Allah SWT dan Hadis Rasulullah SWT di atas sangat cocok dipakai untuk menyindir mereka yang bahagia melaksanakan propaganda kesesatan. Lewat propaganda tersebut, mereka berbagi fatwa yang menyimpang sehingga masyarakat jatuh pada perbuatan syirik dan bid'ah. Apalagi, dizaman modern kini ini, ajakan-ajakan tersebut diiklankan dimedia cetak dan elektronik dengan biaya yang sangat besar.

Merekalah para pelaku dosa jariyah. Memotivasi orang lain untuk berbuat maksiat meskipun ia sendiri tidak melakukannya. Ancaman Allah SWT niscaya nyata, mereka akan mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Semoga, dengan hadirnya artikel ini menjadi pengingat bagi kita semua biar tidak terjatuh dalam perbuatan yang sanggup melahirkan dosa jariyah. Berhati-hatilah dalam bertindak, hindari perbuatan maksiat yang sanggup mendatangkan dosa, apalagi bila perbuatan maksiat tersebut juga diikuti oleh orang lain. Perbanyaklah berbuat amalan saleh, khususnya perbuatan yang melahirkan amal jariyah sebagai bekal bagi kita di alam abadi kelak.

Sumber http://ilmusiana.blogspot.com/