Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan nilai Ujian Nasional pelajar SMA, SMK dan MA di Jawa Timur pada 2018 menurun signifikan dibandingkan tahun lalu.
Dia memaparkan data hasil Ujian Nasional atau UN tingkat SMA, SMK dan MA sederajat di Jawa Timur pada tahun ini yang menunjukkan penurunan itu.
Menurut Saiful, persentase siswa SMA, SMK dan MA sederajat yang mendapatkan nilai di bawah 55 pada UN 2018 mencapai 78,88 persen. Persentase itu naik signifikan dibanding hasil UN 2017 lalu yang hanya 55,41 persen.
"Untuk jenjang SMK, siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 174.283 dari 220.958 siswa. Tahun kemarin yang di bawah 55 mencapai 110.316 siswa," kata Saiful usai pembagian Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) di Surabaya, pada Rabu (2/5/2018) seperti dikutip Antara.
Sementara data hasil UN SMA, menurut Saiful, menunjukkan siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 146.183 dari 172.105 peserta ujian. Dengan demikian, persentase siswa SMA di Jawa Timur yang mendapat nilai di bawah 55 dalam UN 2018 mencapai 85,30 persen. Angka itu naik tipis dari tahun lalu yang hanya 85,13 persen.
Sementara untuk MA, Saiful menambahkan, persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 55 dalam UN 2018 mencapai 96,34 persen. Persentase itu naik dari 95,41 persen pada 2017. Tahun ini siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 95.980 dari 100.237 peserta ujian dari MA.
"Nilai di bawah 55 bisa membengkak seperti ini jumlahnya berarti ada yang salah. Apakah guru sudah tidak bekerja maksimal atau bagaimana," kata dia.
Dengan anjloknya nilai UN jenjang SMA/SMK/MA di Jatim, Saiful berencana melakukan mutasi guru dalam kota. Tujuannya, supaya guru bisa memulai sistem pembelajaran baru di lingkungan baru.
"Kalau bisa gurunya dipindah dari satu sekolah ke sekolah lain, jadi tidak ada guru yang manja. Semua harus berjuang lagi," kata Saiful.
Dia menilai banyaknya siswa SMA, SMK dan MA di Jawa Timur, yang mendapat nilai kurang dari 55 pada UN 2018, tak lepas dari rata-rata nilai per mata pelajaran yang juga menurun. Penurunan tersebut terutama terjadi pada hasil nilai UN MA dan SMK yang sebelum tahun ini lumayan bagus.
Selain itu, Saiful berencana mendorong sekolah kembali melakukan peningkatan kompetensi guru. Hal ini dilakukan dengan mengundang dosen-dosen dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ataupun Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Hal ini harus dilakukan untuk menyikapi hasil UN yang anjlok seperti sekarang," ujar Saiful. (Sumber : tirto.id)