Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13
4/ 5 stars - " Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13" Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13 Dibawah ini kami siapkan Contoh Indonesia (UKDI) Edisi Ke 13 dan Kunci Jawaban Disertai deng...

Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13



Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13


Dibawah ini kami siapkan Contoh Indonesia (UKDI) Edisi Ke 13 dan Kunci Jawaban Disertai dengan Pembahasan


 Dibawah ini kami siapkan Contoh  Indonesia   Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13
Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan

Heloo teman-teman sahabat ukdi-dokter.blogspot.com semuanya. Berikut ini kita akan lanjut untuk latihan soal-soal UKDI lagi yaa. Dibawah ini telah kami siapkan  6 buah soal disertai kunci jawaban dan pembahasan terlengkap. Mari kita belajar dan memahami soal-soal Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dibawah ini


1. Seorang  perempuan  usia  30  tahun  berkonsultasi  dengan  dokter   didampingi suaminya.  Dia mengeluh setiap hari merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, otot-otot  terasa pegal, malas bekerja. Dia juga mengeluh rasa khawatir terhadap sesuatu yang kurang jelas, jantung terkadang berdebar, sering  berkeringat  terutama  di  telapak  tangan, gemetar pada  lengan. Apakah diagnosis kasus diatas?

a. Gangguan Cemas Menyeluruh
b. Gangguan stress pasca trauma
c. Gangguan histeri dan  konversi
d. Gangguan Panik
e. Gangguan Fobia

Jawaban : a. Gangguan Cemas Menyeluruh
Pembahasan :
Anxietas fobik: Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan.Sebagai akibatnya, obyek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.

Gangguan cemas menyeluruh:
  • Menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan (sifatnya free floating atau mengambang)
  • Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur:
    • Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi)
    • Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
    • Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering)
Gangguan panic :
baru bisa ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira2 1 bulan:
  • Pada keadaan yang sebenarnya tidak didapatkan bahaya
  • Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situation)
  • Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala2 anxietas pada periode diantara serangn2 panik (dapat terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi)



2. Pria 76 tahun mengalami perubahan perilaku sejak 3 tahun terakhir. Awalnya ia sering lupa kejadian yang baru saja berlalu. Lama kelamaan ia lupa nama anggota keluarganya. Ia tidak dapat melakukan kegiatan social sehari-hari. Px fisik dan neurologis dbn. Apa diagnosis yang mungkin?

a. Depresi
b. Alzhamers Disease
c. Huttington Disease
d. Delirium
e. Pseudo-demensia

Jawaban : b. Alzhamers Disease
Pembahasan :
Dimensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan oleh otak yang biasanya bersifat kronik progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple (multiple higher cortical function), termasuk didalamnya: daya ingat, daya piker, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahsa, dan daya nilai (judgment). Umunya disertai, dan ada kalanya diawali, dengan kemrosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, prilaku social, atau motivasi hidup.
Tidak ada gangguan kesadaran, gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.

Dimensia pada penyakit alzaimer
  • Terdapat gejala dimensia
  • Onset bertahap, dengan deteroisasi lambat. Onset baisanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba2 orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakit dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
  • Tidak adanya bukti klinis, agtau temuan dari pemeriksaan khusus, yang menyebutkan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan dimensia.
  • Tidak adanya serangan apoplektik, mendadak, atau gejala neurologic kerusakan otak fokla seperti hemiparesis , hilangnya daya sensorik, defek lapang pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu.
Dimensia pada penyakit hutington
  • Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform, demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit hutington
  • Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan dan bahu, atua cara berjalan yang khas, merpakan manifestasi dini dari gangguan ini. Gejala ini biasanya mendahului dimensia.
  • Gejala dimensia didahului oleh gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan daya ingat relative masih terpelihara, sampai saat selanjutnya.



3. Wanita 25 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan susah tidur. Keluhan dirasakan terutama untuk mulai tidur.Paginya tegang,pusing,sukar  konsentrasi, jantung berdebar-debar,keluar  keringat sehingga mengganggu pekerjaan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/80 dan tanda vital lain dbn. Apakah diagnosa yang mungkin?

a. Insomnia primer
b. Gangguan ansietas
c. Gangguan somatoform
d. Gangguan depresi
e. Gangguan psikotik

Jawaban : a. Insomnia primer
Pembahasan :
Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan sulit jatuh tertidur atau sering terbangun saat tidur. Orang dengan insomnia memiliki salah satu atau lebih dari gejala di bawah ini :
  • sulit jatuh tertidur
  • sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk kembali tidur
  • bangun terlalu pagi
  • merasa lelah saat bangun tidur
Insomnia dikelompokkan menjadi:
  1. Insomnia primer, yaitu insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian 
  2. Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat, depresi atau stres yang hebat.
Berdasarkan lamanya, insomnia dibagi menjadi :
I. Insomnia akut (biasanya hanya berlangsung ≤ 3 bulan), Pada insomnia akut, bila penderita sudah beradaptasi dengan faktor penyebab, maka insomnianya juga akan sembuh.Penyebab insomnia akut :
  • stres
  • faktor lingkungan (contoh: berisik, suhu udara terlalu dingin/panas, dll)
  • perubahan jadwal tidur normal (contoh: pergantian jam kerja)
  • obat – obat tertentu (contoh: obat flu, obat tekanan darah, dll)
II. Insomnia kronis, Penyebab insomnia kronis :
  • stres yang berkepanjangan
  •  kecemasan/depresi
Penderita insomnia biasanya ngantuk sepanjang hari, merasa sangat lelah, sulit berkonsentrasi dan mengingat, bahkan bisa mempengaruhi perasaan sehingga menjadi sensitif.



4. Seorang perempuan,36 tahun datang dengan keluhan sesak nafas saat naik lift. Gejala disertai rasa cemas,berdebardan mulut kering. Keluhan dirasakan semakin bertambah setelah adiknya meninggal 3 tahun yang lalu karena sesak. Pemeriksaan fisik dbn.Diagnosisnya?

a. Klaustrofobik
b. Gangguan psikotik akut
c. Gangguan depresi
d. Gangguan Anxietas
e. Gangguan bipolar

Jawaban : a. Klaustrofobik
Pembahasan :
Klaustofobia (dari bahasa Latinclaustrum "tempat tertutup" dan Yunaniphóbos "takut") adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempat-tempat sempit dan terjebak. Klaustrofobia umumnya dikategorikan sebagai neurosa kecemasan yang dapat menyebabkan serangan kepanikan yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi di lift, kereta api atau pesawat udara. Sekitar 5-7% populasi dunia mengidap klaustofobia, namun hanya sebagian kecil yang mendapatkan perawatan untuk kelainan ini



5. Seorang  laki-laki  berusia  25  tahun  datang  ke  Puskesmas  dengan  keluhan  penurunan  tajam penglihatan kiri setelah terkena bola tenis 1 hari yang lalu. Mata kiri menjadi merah dan terasa pegal. Pemeriksaan mata kanan dalam batas normal, pemeriksaan mata kiri visus 6/48, hematom palpebra, perdarahan  subkonjungtiva,  khemosis,  edema  kornea,  hifema  minimal,  kripte  iris  baik,  pupil  bulat regular, refleks pupil baik, lensa jernih. Apakah penyebab penurunan visus yang paling mungkin?

a. Hifema
b. Edema kornea
c. Perdarahan subkonjungtiva
d. Palpebra khemosis
e. Hematom palpebra

Jawaban : a. Hifema
Pembahasan :
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan.
Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma, ataupun infeksi.Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau episclera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva. Pasien datang dengan keluhan matanya yang bagian putih merah, pusing, berair, dalam waktu 24 jam sejak munculnya warna merah, bentuknya semakin membesar, kemudian mengecil, awalnya merah cerah lama-lama berwarna agak gelap . Hal yang harus ditanyakan adalah adanya riwayat trauma, mengangkat benda berat, batuk kronis, hipertensi.



6. Seorang wanita berusia 31 tahun datang dengan keluhan merasa takut jika berbicara didepan umum. Atasan pasien menyuruh pasien melakukan hal tersebut beberapa kali dalam satu minggu ini. Malam harinya sebelum acara pasien merasa tidak bisa tidur. Pasien merasa takut jika ia berbicara didepan umum, orang-orang akan tahu bahwa ia ketakutan sehingga ia akan pingsan. Diagnosis pada pasien ini...

a. gangguan cemas menyeluruh
b. fobia social
c. stress pasca trauma
d. gangguan panic
e. gangguan depresi

Jawaban : b. fobia social
Pembahasan :
Kriteria fobia social (semua harus dipenuhi)
  • gejala psikologis, prilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala2 lain, seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
  • anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi social tertentu (outside of the family circle), dan
  • menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol bila terlalu sulit membedakan antara fobia social dengan agarofobia, hendaknya diutamakan diagnosis agoraphobia
gangguan stres pasca trauma
  • diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar antara beberapa minggu sampai bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan). Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak dapat alternative kategori lainnya.
  • sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan baying-bayang atau mimpi2 dari kejadian traumatic tersebut secara berulang ulang kembali (flashback)
  • gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.
  • Suatu skuele menahun yang terjadi lambat setelah stress luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (peribahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami klastrofobia)


Sumber : UKDI Indonesia


Baiklah teman-teman, mungkin sampai disini dulu pertemuan kita kali ini dengan bahasan yaitu  Indonesia (UKDI) Serta Pembahasan Part 13. Semoga apa yang telah kami sampaikan dan sajikan diatas tersebut dapat bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungan teman-teman semuanya.


Sumber https://ukdi-dokter.blogspot.com/